Tuesday, 28 January 2014

Pancasila dan Anak Muda Zaman Sekarang


Posted on: 6 Juni 2011

   Pancasila, diperkenalkan oleh Soekarno dalam sebuah Sidang BPUPKI. Saat itu para tokoh-tokoh Indonesia yang tergabung dalam BPUPKI, diminta pendapatnya mengenai apa dasar negara, yang kemudian kita kenal sebagai, Indonesia.
 
     Bagi Soekarno, Pancasila merupakan intisari dari kepercayaan dan cerminan dari kondisi sosial dari masyarakat Indonesia (yang beragam).
Dan lebih dari setengah abad waktu berlalu semenjak Soekarno memperkenalkan Pancasila, berbagai peristiwa telah menjadi pelengkap dan lekat dari Pancasila. Mulai dari didebat secara ideologis oleh kelompok Islam (penganut aliran formalistik dan legalistik) pada awal-awal pendirian negara, “diselingkuhi” sendiri oleh pencetusnya saat negara menganut Nasakom, bahkan hingga dikooptasi dan dijadikan kitab suci oleh nabi Orde Baru, Soeharto, untuk melanggengkan kekuasaannya.
Generasi yang dibesarkan pada tahun 90-an, pasti tak asing lagi dengan istilah BP7 dan, tentu saja, Penataran P4. Pancasila sudah menjadi semacam ayat-ayat suci yang hanya boleh ditafsirkan oleh penguasa. Tafsir yang berbeda merupakan pencemaran Pancasila, bahkan bisa dilabeli sebagai pengkhianat dan pemberontak negara.
Reformasi ’98 melahirkan suasana baru. Suasana yang jauh lebih bebas, bebas dari dan untuk apa saja. Perlakuan buruk Orde Baru terhadap Pancasila memunculkan semacam trauma, terutama bagi kaum muda, yang menjadi lokomotif Reformasi ’98. Pancasila kemudian dipinggirkan, untuk tidak mengatakannya sebagai dilupakan. Penataran P4 sudah tidak ada lagi, BP7 sudah menghilang entah kemana. Bahkan yang terhormat para Wakil Rakyat, sudah banyak yang lupa-lupa ingat. Wakilnya saja lupa, apalagi rakyatnya…?
Lepas dari trauma yang dilahirkan oleh Orde Baru, Pancasila seharusnya tetap akrab di telinga kaum muda...
. Tetap ada dalam kesadaran dan pemahaman anak-anak muda. Meski tanpa perlu melahirkan kembali BP7 yang baru, atau mengadakan Penataran P4 ala Orde Reformasi.
Kata Pancasila pun menjadi kosakata yang aneh, bahkan menakutkan. Sebagai gantinya, istilah seperti Punk, Black Metal, Anti-Amerika, Apple Fanboy dan sederet “pemahaman” lain, mungkin lebih akrab di telinga anak muda jaman sekarang.
Pancasila nampaknya memang sudah mulai benar-benar dilupakan, dan kaum muda saat ini sudah nyaris kehilangan jejak kesejarahannya.
                                                                                                 sumber : ngodod.wordpress.com

No comments:

Post a Comment