Posted 6 Juni 2011
on:
Pancasila, diperkenalkan oleh Soekarno
dalam sebuah Sidang BPUPKI. Saat itu para tokoh-tokoh Indonesia yang
tergabung dalam BPUPKI, diminta pendapatnya mengenai apa dasar negara,
yang kemudian kita kenal sebagai, Indonesia.
Bagi
Soekarno, Pancasila merupakan intisari dari kepercayaan dan cerminan
dari kondisi sosial dari masyarakat Indonesia (yang beragam).
Dan lebih dari setengah abad waktu
berlalu semenjak Soekarno memperkenalkan Pancasila, berbagai peristiwa
telah menjadi pelengkap dan lekat dari Pancasila. Mulai dari didebat
secara ideologis oleh kelompok Islam (penganut aliran formalistik dan
legalistik) pada awal-awal pendirian negara, “diselingkuhi” sendiri oleh
pencetusnya saat negara menganut Nasakom, bahkan hingga dikooptasi dan
dijadikan kitab suci oleh nabi Orde Baru, Soeharto, untuk melanggengkan
kekuasaannya.
Generasi yang dibesarkan pada tahun
90-an, pasti tak asing lagi dengan istilah BP7 dan, tentu saja,
Penataran P4. Pancasila sudah menjadi semacam ayat-ayat suci yang hanya
boleh ditafsirkan oleh penguasa. Tafsir yang berbeda merupakan
pencemaran Pancasila, bahkan bisa dilabeli sebagai pengkhianat dan
pemberontak negara.
Reformasi ’98 melahirkan suasana baru.
Suasana yang jauh lebih bebas, bebas dari dan untuk apa saja. Perlakuan
buruk Orde Baru terhadap Pancasila memunculkan semacam trauma, terutama
bagi kaum muda, yang menjadi lokomotif Reformasi ’98. Pancasila kemudian
dipinggirkan, untuk tidak mengatakannya sebagai dilupakan. Penataran P4
sudah tidak ada lagi, BP7 sudah menghilang entah kemana. Bahkan yang
terhormat para Wakil Rakyat, sudah banyak yang lupa-lupa ingat. Wakilnya
saja lupa, apalagi rakyatnya…?
Lepas dari trauma yang dilahirkan oleh
Orde Baru, Pancasila seharusnya tetap akrab di telinga kaum muda...
. Tetap
ada dalam kesadaran dan pemahaman anak-anak muda. Meski tanpa perlu
melahirkan kembali BP7 yang baru, atau mengadakan Penataran P4 ala Orde
Reformasi.
Kata Pancasila pun menjadi kosakata yang aneh, bahkan menakutkan. Sebagai gantinya, istilah seperti Punk, Black Metal, Anti-Amerika, Apple Fanboy dan sederet “pemahaman” lain, mungkin lebih akrab di telinga anak muda jaman sekarang.
Pancasila nampaknya memang sudah mulai
benar-benar dilupakan, dan kaum muda saat ini sudah nyaris kehilangan
jejak kesejarahannya.sumber : ngodod.wordpress.com
No comments:
Post a Comment